“Bukan hanya untuk lalu lintas perahu nelayan saja, jika muara itu benar-benar ditanggul dengan menyisakan lebar 11 dan 13 meter saja, maka desa disekitaran bantaran sungai Ciujung, seperti Cerukcuk, Laban, Lempuyang, Tenjo Ayu dan Tengkurak dipastikan banjir saat musim penghujan tiba”,Tutur Aryana dengan mimik cemas.
Aryana membeberkan kronologis kegiatan pembuatan tanggul yang dilakukan oleh oknum GT yang sudah berjalan sekitar 2 bulan.
“Konflik ini sudah 2 bulan, GT beralasan pembuatan tanggul untuk empang tersebut di lakukan karena Ia mengantongi AJB tahun 1992.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sudah lakukan langkah-langkah persuasif, dengan mendatangi Camat kecamatan Tirtayasa, kemudian bersama- sama meninjau lokasi muara yang ditanggul”, Jelas Ketua HNSI kecamatan Tanara ini.
“Kami juga mendatangi Polres Serang terkait aksi penolakan tanggul yang dilakukan oleh para nelayan, yang menyebabkan 3 orang dari nelayan,warga desa Tenjo Ayu mendapat panggilan untuk dimintai keterangannya di Polres Serang, saya bersama-sama nelayan hadir untuk memberikan dukungan moril kepada ke 3 nelayan yang dilaporkan oleh GT”, Beber Aryana.
Diakhir obrolan Aryana mengungkapkan, HNSI kecamatan Tanara dalam waktu dekat akan gelar aksi unjuk rasa di depan pendopo Bupati Serang.
“Kami sedang susun rencana untuk melakukan aksi unjuk rasa di depan Pendopo Bupati Serang, tujuannya tentu saja untuk mendapatkan rasa keadilan bagi para nelayan.Suara kami, aspirasi kami agar didengar oleh Ibu Bupati.” Ungkapnya
(Aris)
Halaman : 1 2