Jakarta,Liputan86.com -Sebelumnya saya di organisasi ini tidak boleh terlibat dalam kepengurusannya. Hal itu untuk menjaga kemurnian FORSA(Fans Of Rhoma and Soneta),
sehingga tidak ada kesan bahwa klab ini adalah hasil rekayasa dari idolanya. Namun pada perjalanan Forsa pertama saya ada oknum-oknum anggota Forsa memanfaatkan untuk kepentingan pribadi serta untuk kepentingan sesaat, sehingga menimbullakan gonjang-ganjing diantara fans Forsa itu sendiri. Kejadian ini tentunya sekaligus membawa nama baik saya pribadi sebagai Rhoma Irama.
Inilah kemudian saya putuskan bahwa munas yg berikutnya sy sebagai objek anda sebagai idola anda serta untuk mengantisipasi situasi kondisi yang memang tidak kondusif bagi organisasi yang bisa mencederai nama baik Oma Irama dan Soneta, maka saya putuskan saya harus hadir sebagai seseorang. Katakanlah yang memiliki hak veto di dalm Forsa. Keberadaan kita, saya, adalah sama. Rhoma dan kalian bisa mengemban amanat Allah dan rasul-nya dalam rangka menegakkan ‘amar ma’ruf wa nahi mungkar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Qod jaana wattaqu mingkum ummatuy yad ‘u wa ilal khair wa yamru minal fahsa ika anil mungkar wa ula ika humul muflihun.”
“Hendaklah ada diantara kalian orang-orang yang bersungguh-sungguh menyerukan hal -hal yang positif hal kebaikan dan dengan sungguh-sungguh mencegah berbagai macam keburukan atau kemungkaran,” papar Rhoma menjellaskan.
Wa Ulaa ika humul muflihuun, itulah orang2 yg beruntung.
Saya kepingin beruntung,oleh karena itu beruntung , selamat bahagia Dunia Akhirat.
Salam bahagia mempengaruhi kehidupan dunia, yang akhirnya kita akan abadi di akhirat kelak. Karena itu dengan kemampuan fashion yang Allah berikan kepada saya, yaitu kemampuan bernyanyi, kemampuan melahirkan lirik-lirik lagu, maka saya bertekad, bahwa anugerah dari Allah yg berupa bakat ini akan saya persembahkan pada Allah SWT dengan berniat bertekad menegakkan ‘amar ma’ruf nahi mungkar.
Oleh karena itu pada 13 Oktober 1973 saya deklarasikan Soneta the Voice of Moslem. Saat itu Soneta menjadi pembawa suara Islam. Membentuk suatu organisasi yang menyantakan mahabbah pada Rhoma.
Kenapa?
karena antara Rhoma dan anda semua memiliki keinginan yg sama, memiliki tekad yang sama, bagaimana Rhoma Irama ingin menegakkan ‘amar m’aruf nahi mungkar. Itu yang tersirat dihati anda sekalian dan itu pula sebabnya anda membentuk organisani yang bernama FORSA (Fans Of Rhoma and Soneta).
Saya dalam hal ini ibarat kereta api mungkin ada gerbong Forsa Fahmi, Tamami,
Sy ditunjuk oleh Allah SWT sebagai lokomotifnya, tapi kita satu gerbong kita satu barisan yang sama yang ingin berkontribusi sesuai perintah Allah SWT.
Didalam mengisi usia-usia selama ini kita berkumpul.
Oleh karena itu pesan saya bahwa sesuai dengan komitmen anda sebagai FORSA anda akan menjaga Karya Cipta Rhoma Irama melestarikan, dan tentunya meng amalkannya.
Ketika saya membuat lagu dakwah saya kumpulkan dulu isi Soneta grup,hai dengerin lagu ,sebelum kita boleh mendendangkannya.
“Ya Ayyuhallazi na amanu lima takulu nama la taf ‘alu kaburo maqtat anjallahu”
“Hai orang yang beriman jangan kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak lakukan.
Besar murka Allah kepada orang yang pandai berkata tapi dia tidak melakukannya pandai memberi nasehat tapi dia tidak melakukannya”
na’uzubillah tsumma na’uzubillahiminzalik
Semakin kokoh saya menegakkan Soneta Voice Of the Moslem, setelah saya melihat bahwa ternyata the power of the music efectif mewarnai karakter manusia berdasarkan observasi saya, seperti contoh berdiri FCSI. Saudara Endang almarhum dia mengatakan,
” Bang Haji, dulu saya ini preman terminal bis.
Kerjaan saya mabok malak berjudi berzinah.
Tp masyaa Allah begitu mendengar lagu-lagu anda saya taubat, Bang Haji, saya ga berani lagi main judi, ga berani lagi mabok. Saya taubat Bang Haji, berkat lagu anda.”
Cerita ini bersayap Allahummafirlahu. Semoga arwahnya diampuni Allah.
Sangat fanatis dia pada Soneta. Begitu dia cerita begini,”saya kawin Bang Haji, bini saya ga demen ama Soneta.
Tiap saya puter lagu soneta dia ngomel, jadi istrinya dicerein karena ga senang Soneta.
Halaman : 1 2 Selanjutnya