Surabaya,(05/11).
Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) sebagai Lembaga Perguruan Tinggi Kedinasan di TNI Angkatan Laut, mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pendidikan yang
dipersyaratkan bagi sekolah tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
keangkatanlautan.
Oleh karena itu, STTAL berperan serta aktif dalam mendidik dan
mencetak sumber daya manusia unggul bagi TNI-AL, TNI dan negara. Hal ini sebagai wujud nyata peran STTAL dalam kebijakan investasi pertahanan yang digulirkan oleh pemerintah.
Sejak berdirinya pada tahun 1966, STTAL sampai dengan saat ini telah meluluskan 94
Magister, 1518 Sarjana dan 436 Diploma. Selain sumber daya manusia berupa mahasiswa unggulan, STTAL juga memiliki sejumlah dosen yang berkualifikasi unggul. Tercatat sampai
dengan bulan Oktober tahun 2020, dosen yang dimiliki STTAL berjumlah 62 orang (dengan
NIDN) dan 15 diantaranya memiliki kualifikasi Doktor. Diantara 62 orang dosen tersebut, 38 orang telah tersertifikasi.
Komandan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Laksamana Pertama TNI Dr. Ir. Avando Bastari, M.Phil. memberikan Pembekalan kepada 103 Mahasiswa Matrikulasi STTAL yang terdiri dari 15 Mahasiswa Prodi S2 Angkatan 8 dan 50 Mahasiswa S1 Angkatan 41 serta 38 Mahasiswa D3 Angkatan 16, yang dilaksanakan secara langsung di Auditorium Gedung Marore Lantai II Kampus STTAL Bumimoro Morokrembangan Surabaya yang juga dihadiri oleh Wakil Komandan STTAL, Kolonel Laut (T) Abdul Rahman, S.T., M.T dan Pejabat Distribusi A , Para Kadep, Pjs. Komandan Korsis dan Para Kaprodi STTAL serta kegiatan Pembekalan ini tetap melaksanakan Protokol Kesehatan Covid-19. Kamis (05/11/2020).
Dalam pembekalannya, Komandan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Laksamana Pertama TNI Dr. Ir. Avando Bastari, M.Phil. memaparkan tentang Pendidikan bagi generasi muda ini sangat penting, apalagi jika kita melihat
bagaimana teknologi telah berkembang dengan sangat pesat pada beberapa dekade
terakhir. Sebagai contoh pada alutsista kita, terutama pada satuan kapal eskorta, dimana
teknologi yang ada pada kapal Sigma (baik 9113 maupun 10513) dan MRLF sudah sangat
berbeda dengan kelas kapal sebelumnya (kelas Fatahillah). Pada kapal kelas Fatahillah,
teknologi yang digunakan adalah teknologi generasi pertama dan kedua. Pada teknologi
generasi ini, teknologi sewaco dan platformnya masih terkendali secara terpisah serta
mempunyai sistem kontrol yang mayoritas masih menggunakan teknologi tabung vakum
dan transistor dengan karakter instalasi komponen yang terbuka dan bloknya digabung
menjadi satu.
Jika kita cermati, teknologi yang terpasang pada kapal-kapal kelas Sigma dan MRLF adalah
teknologi generasi ketiga dan keempat dimana sistem kendali kapal terpasang secara
terintegrasi, baik pada sistem sewaco maupun sistem platformnya. Berkat penggunaan
microprocessor dan integrated circuit, blok-blok yang digunakan menjadi lebih efisien
sehingga pemanfaatan ruang menjadi lebih optimal.
Pada saat ini kita juga dihadapkan pada tantangan tren teknologi kemaritiman global
(Global Marine Technology Trends) pada tahun 2030, dimana Revolusi Industri 4.0 telah
menciptakan teknologi-teknologi baru yang mutakhir, terutama dalam bidang pertahanan.
Seperti disampaikan oleh Lloyd Register, Qinetiq dan University of Southhampton, tren
teknologi kemaritiman global pada tahun 2030 ini akan mempunyai fokus terhadap 8
teknologi kunci, yaitu:
Halaman : 1 2 Selanjutnya