TANGERANG,liputan86.com – Sejumlah petani di Desa Kalibaru Kecamatan Pakuhaji tidak risaukan dengan adanya patok-patok di sawah yang mereka garap.
Seperti yang diutarakan petani setempat Inang, dirinya mengaku dengan adanya patokan di sawah yang ia garap itu tidak terganggu dengan aktivitas pekerjaannya bercocok tanam.
“Adanya patok-patok memang udah biasa kan. Lahannya bukan punya saya, kalau emang untuk keperluan lain sama pemilik atau pemerintah yah ikhlas aja,” ujar Inang saat diwawancara wartawan, Selasa (14/6/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Inang menceritakan kisah dahulu, dimana ia pernah menjual dua hektar lahan miliknya pada tahun 1972 kepada seseorang hingga mungkin sudah beralih ke beberapa orang sampai sekarang.
Namun, aktivitasnya sebagai petani tidak pernah terganggu bahkan dengan adanya proyek di sekitaran sawah yang ia garap.
“Alhamdulillah panen terus, air juga normal saat ini. Malah setiap panen saya bagi ke aparat desa dan orang yang ngaku pemilik tanah ini,” ujar pria paruh baya ini katakan sambil memberikan kambingnya makan.
“Pokoknya gak keganggu walau ada patok-patok disawah, karena memang sadar udah bukan punya saya. Masih untung dibolehin garap sawah sampai sekarang,” sambungnya.
Disisi lain, Inang pun mengaku senang ketika wilayahnya ada pembangunan oleh pengembang atau dari pemerintah.
“Kalau ditanya seneng ada pembangunan, yah seneng lah biar rame wilayahnya biar maju,” terang Inang.
Sementara itu, Kepala Desa Kalibaru Sueb mengatakan bahwa patok-patok yang ada di sawah merupakan bentuk tanda atau batas untuk lahan wacana pembangunan tol dan pengembang.
Halaman : 1 2 Selanjutnya